• 021-31-118-118
  • info@idaqu.ac.id
  • Cipondoh, Tangerang, Banten
Berita Terkini
Kuliah Sejarah Islam Bersama Sejarawan

Kuliah Sejarah Islam Bersama Sejarawan

Rabu, 29 November 2023. Mahasiswa prodi ilmu Al Qur’an dan Tafsir semester 1 Tahun ajaran 2023-2024 melaksanakan perkuliahan Sejarah Peradaban Islam secara outdoor. Kegiatan ini dilaksanakan di kantor Islam Nusantara Center Ciputat, Tangsel. Program ini berupa Kuliah Umum dan Diskusi dengan tema “Eksistensi Peradaban Islam Di Nusantara: Harapan dan Tantangan” bersama narasumber dari INC yakni Dr Zainul Milal Bizawie yang merupakan sejarawan santri. Tidak lupa pula dosen pengampu mata kuliah Sejarah Peradaban Islam, Jaka Ghianovan, M.Ag turut serta mendampingi mahasiswa yang berjumlah 15 orang.

Kegiatan yang dimulai sejak pukul 14.00 Wib diikuti oleh peserta secara antusias. Sebelum kuliah umum dimulai, Cak Jaka , panggilan akrab pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Prodi IAT ini memberikan sambutan sekaligus memperkenalkan para mahasiswa IAT yang berasal dari berbagai daerah. Alumni UIN Sunan Ampel ini menjelaskan bahwa “Bapak dan Ibu Pengurus INC, kami berterima kasih telah memperkenankan kami untuk bisa bersilaturahmi di tempat ini. Kami juga ingin memberitahukan bahwasanya mahasiswa IAT IDAQU berasal dari berbagai daerah dan latar belakang. Tujuan kami kesini, untuk belajar kepada Gus Milal sebagai sejarawan santri untuk menjelaskan peradaban Islam di Nusantara kepada mahasiswa kami dengan harapan, ketika mereka kembali ke kampung halaman, dapat mengajarkan sekelumit kisah sejarah tanah airnya pada Masyarakat” tegas Jaka.

Kemudian dilanjutkan dengan materi bahasan yang dibawakan oleh Dr Zainul Milal Bizawie. Pria asal Pati ini menjelaskan menganai sejarah perkembangan Islam sejak masa pertengahan hingga masa awal masuknya di Nusantara. Gus Milal menerang kan “Sejarah Islam telah membuktikan bahwa Islam di Indonesia masih tetap lestari hingga hari ini. Banyak negara negara Islam yang jumlah umat Islamnya banyak, tetapi kondisinya hancur lebur. Bahkan ada juga yang peradabannya sudah tinggal nama seperti Spanyol”. Lalu beliau menjelaskan sebab lestarinya Islam di Nusantara “Salah satu sebab lestarinya Islam di Nusantara karena sejarah masuknya agama ini tidak melalui pertempuran dan agresi militer, Islam masuk lewat jalur perdagangan dan dakwah” tegas Gus Milal. Penjelasan pun berlanjut ketika kolonialisme Belanda memporak-porandakan kesultanan dan kerajaan yang ada di Nusantara. Meskipun secara kekuasaan Umat Islam dijajah oleh Belanda, namun jaringan intelektual Islam yang dikomandoi para Ulama tetap melakukan resistensi pada kolonialisme. Hal ini berlangsung hingga kemerdekaan RI pada 1945.

Gus Milal kembali memaparkan bahwa penyebaran Islam di Indonesia sejatinya dilakukan sebelum era Walisongo dengan adanya para Mubaligh juga komunitas Muslim di beberapa wilayah tertentu khususnya pesisir. Selain itu, ada pula kerajaan Islam sebelum Demak yakni kerajaan Biting di Lumajang, Jatim. Bahkan ketika zaman kerajaan Singosari dan Majapahit sudah terdapat komunitas Muslim. Kemudian ketika kerajaan Demak berdiri, dibentuk dewan wali yang bertugas untuk berdakwah yang dikenal dengan Wali Songo atau Wali Sembilan. Personil Wali Songo tidak hidup sezaman, tetapi bertahap. Sehingga, dengan ini dapat diambil kesimpulan bahwa walaupun sejarah perkembangan Islam di Nusantara cenderung lebih lambat dibandingkan negeri lain, tetapi yang patut disyukuri adalah hasilnya Islam lebih lestarinsejak abad ke 12 hingga kini.

Setelah penjelasan dari Gus Milal usai dilanjutkan dengan diskusi dan dialog santai dengan peserta. Beberapa peserta mengajukan pertanyaan yakni Ririn Dwi Ayu Harahap, Nadiyatul Jannah, Sabina, Arif Wahyudi dan Bagus Abdilah. Pertanyaan yang diajukan beragam mulai dari sejarah dan kebudayaan Islam yang ada di Barus, Sumut lalu ke budaya Betawi, Indramayu, Lombok hingga mengenai perbedaan persepsi dalam babad Jawa dan Sunda. Pertanyaan tersebut dijawab oleh Gus Milal dengan jawab lengkap dan bahasa yang mudah dimengerti. Peserta yang bertanya kemudian diberi hadiah berupa buku dari pihak INC sebagai kenang-kenangan berharga.

Kegiatan berakhir pada 15.31 Wib, setelah itu dilanjutkan dengan foto bersama sebagai kenangan antara Mahasiswa Program Studi IAT dengan Islam Nusantara Center.

Penulis sempat mewawancarai beberapa peserta terkait acara salah satunya Sabina mengatakan “Pematerinya bagus, meskipun tidak menyampaikan materi secara keseluruhan. Tetapi, sudah bagus apalagi kita disambut wah banget”. Peserta lain pun menanggapi positif mengenai acara ini. Semoga silaturahim ini membawa berkah bagi mahasiswa juga umat Islam seluruhnya. Wallahu A’lam Bissowab

85 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *