
Cirebon, 30 November 2025 — Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) Institut Daarul Qur’an (IDAQU) Jakarta kembali berpartisipasi dalam The 8th Annual Meeting Asosiasi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir (AIAT) se-Indonesia yang berlangsung pada 29–30 November 2025 di Aula Lantai 8, Kampus UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon.
Acara tahunan yang dihadiri oleh 159 akademisi IAT dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia ini menghadirkan rangkaian kegiatan seperti diskusi publik, presentasi makalah, serta penganugerahan award bagi tokoh-tokoh inspiratif yang berkontribusi dalam pengembangan studi al-Qur’an dan tafsir di masyarakat.
Pada tahun ini, AIAT mengangkat tema “The Qur’an and Religious Literacy in Indonesia”. Diskusi publik menghadirkan narasumber terkemuka, di antaranya:
Farid F. Saenong (Koordinator Staf Khusus Kemenag RI)
Faqihuddin Abdul Kodir (UIN Siber Cirebon)
Sumanta (UIN Siber Cirebon)
Hazimah Husin (Universiti Kebangsaan Malaysia)
Madjid Daneshgar (Kyoto University)
Khairudin Aljunied (National University of Singapore)
Turut hadir pula Nasywa Shihab, Managing Director Penerbit Lentera Hati.
Delegasi IDAQU Jakarta
Prodi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir IDAQU Jakarta mengirimkan dua delegasi, yaitu:
Khoirun Nidhom, Lc., MA. (Kaprodi IAT)
Jaka Ghianovan, S.Th.I., M.Ag. (Sekprodi IAT)
Kehadiran kedua dosen ini menjadi bentuk komitmen prodi IAT IDAQU dalam memperkuat jejaring akademik nasional dan memperluas kontribusi dalam perkembangan ilmu tafsir di Indonesia. Selain sebagai ajang ilmiah bergengsi, pertemuan AIAT juga menjadi ruang strategis untuk bertukar gagasan dan memahami kultur akademik antarperguruan tinggi.
Apresiasi dari Pimpinan Fakultas
Dekan Fakultas Ushuluddin IDAQU Jakarta, Dr. Mohamad Mualim, Lc., M.A., memberikan apresiasi atas keterlibatan dosen IAT dalam kegiatan tersebut.
“Partisipasi dosen IAT IDAQU Jakarta di acara AIAT semakin memperkuat eksistensi prodi ini di kalangan asosiasi dosen Tafsir se-Indonesia,” ujarnya.
Penguatan Jejaring Akademik
Partisipasi Prodi IAT IDAQU Jakarta dalam AIAT 2025 diharapkan dapat memperkuat moral, reputasi, dan jaringan keilmuan prodi, sekaligus membuka peluang kolaborasi riset dan publikasi dengan berbagai universitas di Indonesia maupun luar negeri.

